PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat
dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti
bidang pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan,
pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan
keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya
lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap
lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan
suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena
melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang
lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka
bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan
tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama
berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta
diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang
dinamakan Kartografi
KLASIFIKASI PETA1. Berdasarkan skala
- Peta kadaster, berskla 1 : 100 – 1 : 5.000
- Peta skala besar, berskala 1 : >5.000 - 1 : 250.000
- Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 - 1 : 500.00
- Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000
- Peta geografi, berskla 1 : > 1.000.000
2. Berdasarkan Isinya
- Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
- Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll
- Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
- Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
a. Judul PetaJudul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
b. Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong
c. Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0 1 2 3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
- d. Legenda/keterangan
- e. Garis koordinat astronomi
- f. Lattering/tata tulis
- g. Sumber dan Tahun pembuatan
- h. Inset
- i. Garis tepi
- j. Tata warna
1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2) memberikan kualitas dan kuantitas peta
3) keindahan ( estetika)
- k. simbol
Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2)
setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:ü peta tidak boleh
‘membingungkan’ü mudah dipahami atau dimengerti, sehingga tidak boleh
serumit kenampakan aslinyaü menggambarkan cukup teliti sesuai temanyaü
indah dipandangAgar peta tidak membingungkan bagi para pengguna, maka
peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan, skala peta, judul
peta, inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap maknanya oleh
pengguna peta, maka peta harus menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi
peta. Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat terkait dengan
tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
1) Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbendingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0 1 2 3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2) memberikan kualitas dan kuantitas peta
3) keindahan ( estetika)
Ada beberapa perbedaan antara komponen peta umum (Rupabumi/topografi) dan peta khusus atau peta tematik. Pada peta umum komponen peta lebih kompleks dan standar atau baku. Sebagai contoh Peta Rupabumi telah memiliki standar baku (berdasarkan konvensi), dimana baik jenis informasi tepi, komposisi, desain tata letak, tata warna maupun simbol-simbol yang digunakan relative sama/seragam.
Namun untuk peta khusus atau peta tematik komponen petanya lebih sederhana dan cukup bervariasi antara satu peta dengan peta yang lain. Tidak ada ketentuan baku yang mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang lain harus sama komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi tepi, tata warna dan lain-lain.
Gambar 1. Contoh Peta RBI dan komponen informasi tepi
Fungsi:
- Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
- Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
- Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
- Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
- Untuk komunikasi informasi ruang
- Untuk menyimpan informasi
- Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.
- Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.
- Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
- b. Orientasi/arah
- c. Skala
1) Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbendingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0 1 2 3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
- d. Legenda/keterangan
- e. Garis koordinat astronomi
- f. Lattering/tata tulis
- g. Sumber dan Tahun pembuatan
- h. Inset
- i. Garis tepi
- j. Tata warna
1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2) memberikan kualitas dan kuantitas peta
3) keindahan ( estetika)
- k. simbol
- 1. Komponen Peta
Ada beberapa perbedaan antara komponen peta umum (Rupabumi/topografi) dan peta khusus atau peta tematik. Pada peta umum komponen peta lebih kompleks dan standar atau baku. Sebagai contoh Peta Rupabumi telah memiliki standar baku (berdasarkan konvensi), dimana baik jenis informasi tepi, komposisi, desain tata letak, tata warna maupun simbol-simbol yang digunakan relative sama/seragam.
Namun untuk peta khusus atau peta tematik komponen petanya lebih sederhana dan cukup bervariasi antara satu peta dengan peta yang lain. Tidak ada ketentuan baku yang mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang lain harus sama komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi tepi, tata warna dan lain-lain.
Gambar 1. Contoh Peta RBI dan komponen informasi tepi
LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN
Pemetaan adalah kegiatan pemrosesan data survai sampai menyajikannya menjadi geo-informasi. Artinya bahwa pemetaan dapat dibuat di laboratorium/ studio atau di lapangan.
Bagaimana caranya?
- Secara fotogrametri akan menghasilkan peta dasar.
- Secara inderaja akan menghasilkan peta tematik.
Survai adalah kegiatan pengumpulan data.
Bagaimana caranya?
Dapat dilaksanakan melalui:
- Pengukuran (measurement) atau pengamatan (observation).
- Penginderaan (sensing) dari udara (airbone) atau antariksa (spaceborne)
Perbedaan fakta dan data:
|
|||||
|
|||||
Jadi, fakta itu benar, sedangkan data bisa benar atau salah.
- 1. Pembuatan Peta Dasar Untuk Peta
|
ü peta dasar dari pengukuran sendiri
di lapangan/lokasi yang akan dipetakan ﻟ?
|
|
|||
Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan sebagai sumber peta dasar adalah; citra foto udara, citra satelit Landsat, citra satelit Spot, citra satelit Ikonos, dan citra satelit Quickbird. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh, gambaran muka bumi yang akan dipetakan akan dapat memberikan data dan informasi yang terkini. Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan budaya beserta batas-batas administratif maupun batas geografis akan tampak. Dengan demikian kerangka letak (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau ditelusuri lewat citra tersebut (lihat gambar 12. citra penginderaan jauh).
Gambar 6. Contoh Peta Dasar
|
|||
berbeda bisa melalui bantuan pantograf Jika mempunyai sarana komputer yang dilengkapi software (perangkat lunak) program berbasis peta, maka langsung dapat dilakukan dijitasi pada obyek di layar monitor (digitasi on screen) atau dengan meja digitizer.
.
- 2. Penetuan Arah / orientasi peta
Dalam implementasinya di dalam pembuatan peta kita dapat menggunakan ketiga-tiganya (Peta RBI), tetapi juga dapat diambil salah satu dari padanya. Sebab jika suatu tempat satu sudah diketahui arahnya, maka arah yang lain dapat diketahui pula.
Contoh arah dalam Peta RBI Tegal Lembar 1309-314
|
150
130
- 3. Merancang Simbol Peta Tematik
|
|
|
Simbol peta tematik lebih sederhana dan dibolehkan untuk merancang simbol sendiri sepanjang simbol tersebut memiliki relevansi dengan unsur atau obyek yang digambarkan. Sedangkan symbol untuk peta umum (RBI atau Topografi) sudah ada pembakuan secara khusus (seragam berdasarkan konvensi asosiasi kartografi Internasional).
Telah kita ketahui bersama bahwa peta merupakan citra geospasial yang dapat mempengaruhi konsepsi orang tentang ruang Pengaruh peta ini sebagian karena adanya kesepakatan konvensi dan sebagian lain karena adanya karakteristik umum grafik yang digunakan. Konvensi memegang peranan penting terutama dalam pemetaan topografis. Sebagian besar symbol yang digunakan dalam peta RBI atau topografi telah diwariskan kepada kita semenjak abad 18. Di antara konvensi tersebut adalah bahwa perairan digambarkan dengan warna biru, hutan dengan hijau tua, daerah permukiman dan perkotaan disimbolkan dengan warna merah, abu-abu, atau warna merah jambu.
Data yang harus divisualisasikan akan selalu mengacu kepada obyek atau fenomena nyata. Ia dapat dalam bentuk ketinggian yang diukur sepanjang jaringan lalu lintas, jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, atau volume sebuah bukit dalam ribuan meter kubik.
Dalam kartografi kita menggunakan simbol titik (dot), symbol garis (dash) dan simbol bidang (patches) untuk mempresentasikan lokasi dan atribut-atribut data titik, garis, wilayah dan volume obyek.
Contoh simbol Peta Umum (Rupabumi)
|
|
|
|
- 4.
Gambar 8. Tata letak Model A
Adapun unsur-unsur peta yang perlu ditata posisinya adalah: judul peta, skala peta, keterangan/legenda, koodinat lintang dan bujur, inset peta, sumber data, dan informasi- informasi lain. Unsur-unsur tersebut sedapat mungkin ditempatkan pada komposisi yang seimbang (balance) dalam tata letak informasi tepi. Selain itu ukuran huruf (text), tipe huruf (style) perlu dipertimbangkan besar-kecilnya.
Pada umumnya peta tematik meng-gambarkan daerah yang berbentuk pulau, propinsi, kabupaten, kecama-tan, desa, suatu negara atau dapat pula kawasan hutan, daerah aliran sungai, dan lain-lain. Daerah atau wilayah tersebut memiliki variasi bentuk kerangka letak yang berma-cam-macam. Oleh karena itu penyu sunan tataletak informasi tepi peta harus menyesesuaikan, dengan tetap berpedoman pada prinsip keseim-bangan.
Gambar 8, dan 9 adalah contoh tata letak dalam peta tematik.
|
|||
5
6
|
- 5. Pencetakan Peta
Gambar 07. Alat Pencetak Peta Teknologi Dijital
|
Gambar 11. Proses Tahapan Langkah Pemetaan Tematik
ANALISIS DATA
(sekunder & primer)
DESAIN TATA-LETAK DAN
PLOTTING SIMBOL
|
SKALA PETA
Secara sederhana skala peta merupakan perbandingan jarak horizontal kedua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu dipermukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama). Namun ada sesuatu pemahaman terhadap skala yang lebih dari sekedar perbandingan jarak, yakni bahwa skala peta juga dapat memberikan makna pada tingkat kedetilan peta. Dalam arti, bahwa semakin besar skala peta, maka tingkat ketetilan peta akan semakin tinggi, sebaliknya semakin kecil skala peta, maka tingkat kedetilannya juga semakin rendah.
Batasan antara peta berskala besar, menengah dan kecil tidak dijelaskan secara baku. Hal itu mengingat bahwa pemahaman seseorang terhadap besaran skala peta sangat bergantung pada peran dan fungsi peta yang bersangkutan dalam konteks kepentingan apa. Sebagai contoh, seorang ahli perencanaan tata ruang kota, peta skala 1 : 100.000 dianggap skala kecil, tetapi sebaliknya bagi seseorang ahli ekonomi regional peta skala tersebut sudah dianggap sangat besar.
Namun, untuk kebutuhan praktis dapat dipakai pengelompokan produk peta rupabumi BAKOSURTANAL, sebagai berikut.
Tabel 01. Macam Skala Peta Rupabumi
SKALA PETA
|
Jarak 1 cm di peta mewakili jarak horizontal di lapangan
|
1 : 10.000 | 100 meter |
1 : 25.000 | 250 meter = ¼ km |
1 : 50.000 | 500 meter = ½ km |
1 : 100.000 | 1000 meter = 1 km |
1 : 250.000 | 2.500 meter = 2,5 km |
1 : 500.000 | 5.000 meter = 5 km |
1 : 1.000.000 | 10.000 meter = 10 km |
- Peta tinjau (reconnaissance): dibuat untuk mengetahui sebanyak mungkin geologi sesuatu daerah yang belum dikenali dengan waktu cepat. Peta tersebut biasanya dibuat berskala 1:25.000–1:50.000 kadang lebih kecil lagi.
- Peta geologi detil: peta geologi berskala besar, umumnya disusun atau mengacu berdasarkan data peta tinjau atau peta geologi regional dan menggunakan satuan tak resmi, yaitu satuan batuan. Skala-skala peta ini berkisar antara 1:10.000 hingga 1:5.000. Peta-peta ini biasanya dibuat untuk menyelidiki sesuatu masalah geologi yang khusus atau tujuan keekonomian seperti penyelidikan bahan galian.
- Peta khusus: berskala besar yang dibuat secara terperinci pada daerah terbatas untuk merekam sifat-sifat khusus geologi. Umumnya peta khusus dibuat untuk tujuan ekonomi, seperti peta daerah peta sebaran lapisan batubara atau bahan galian, peta geologi bawah permukaan, peta geofisika dan geokimia rinci. Umumnya berskala 1:500 hingga 1:2.000.
- Peta geologi regional: secara resmi dikeluarkan oleh P3G berskala 1:100.000 dan menggunakan satuan resmi, yaitu formasi. Umumnya peta geologi regional dibuat dibantu oleh fotogeologi secara bersistem, kadang disertai data hasil geokimia, geofisika dan pemboran.
- Fakta adalah keadaan atau kejadian yang merupakan kenyataan, sesuatu
yang benar terjadi atau apa adanya dari suatu obyek dan bersifat bebas
nilai.
- Data adalah fakta yang direkam dengan metode tertentu (agar objektivitas terjamin).
- Informasi adalah data yang telah diolah untuk suatu kepentingan. Oleh karena itu informasi adalah kekuasaan, artinya barang siapa yang menguasai informasi, maka padanya terletak kekuasaan dan keleluasaan memilih alternatif tindakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Secara umum skala peta dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu:
- Cara numerik atau angka, misalnya: 1 : 5000; 1 : 10.000; 1 : 1000.000; dan lain-lain.
- Cara grafis, seperti gambar di bawah ini
!_____!_____!_____!_____!_____!
0 1 2 3 4 5 Cm
- Cara verbal :
Mencari Skala dari suatu peta yang skalanya tidak tercantum atau tidak diketahui
Ada beberapa cara untuk mencari skala suatu peta yang tidak diketahui skalanya.
- Membandingkan dengan peta lain yang daerahnya sama dan tercantum skalanya.
|
P2 = Penyebut skala yang akan dicari
P1 = Penyebut skala yang diketahui skalanya
d1 = Jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
d2 = jarak pada peta yang dicari skalanya
- Membandingkan suatu jarak horizontal di lapangan dan jarak yang mewakilinya pada peta.
Jarak Titik A – B dalam peta = 10 cm
Jarak titik A – B diukur di lapangan = 5 km (500000 cm)
Jadi skala petanya adalah:
10 cm
Skala peta = —————
500.000 cm
= 1/50.000 atau skala 1 : 50.000
- Dengan cara menghitung jarak dua buah garis lintang (paralel)
Jarak 1º di peta diukur dengan penggaris 1,5 cm
Jadi skala peta tersebut adalah: 1,5 cm : 111 km (11.100.000 cm)
Atau skala 1 : 7.400.000
- Dengan cara menghitung kontur interval khususnya pada peta rupabumi Indonesia
75
100
125
Peta tersebut di atas memiliki interval kontur 25 m, dengan demikian dapat dihitung skala petanya adalah:
Ci = 1/2000 x Penyebut skala
25 = 1/2000
= 25 x 2000 = 50.000 atau 1 : 50.000
Memperbesar dan memperkecil skala peta
Pada dasarnya skala peta dapat kita perbesar daperkecil sesuai keinginan atau kepentingan kita. Ada beberapa cara yang dapata dilakukan untuk memeperbesar dan memperkecil skala peta, yaitu:
- Dengan sistem grid bujur sangkar (grid square)
- Dengan alat pantograph
- Dengan foto copy
- Dengan menggunakan computer yang dilengkapi dengan perangkas lunak (software GIS) berbasis peta.
Cara ini sering juga disebut metode Union Jack
Contoh:
|
Suatu alat memperbesar/memperkecil skala yang bekerjanya berdasarkan prinsip paralelogram. Alat ini paling banyak dijumpai di lembaga-lembaga perpetaan. Teknis operasionalnya juga relative mudah, namun sifatnya masih manual.
Dampak Perubahan Skala Pada Peta
Seorang pengguna peta perlu juga memahami dampak perubahan skala dalam membaca peta. Proses pengecilan peta dikenal dengan istilah generalisasi, misalnya dari skala 1 : 50.000 menjadi skala 1 : 25.000 (lihat gambar 01). Generalisasi adalah proses penyerderhanaan peta yang disebabkan adanya pengecilan atau turunan peta dari skala besar ke skala kecil dengan mempertahankan cirri/karakteristik utama dari peta yang bersangkutan.
Adapun ahal-hal yang dilakukan dalam generalisasi adalah : pemilihan, penyerderhanaan, kombinasi, pembesaran.
Gambar 01. Penyederhanaan obyek dengan skala yang berbeda
(dari skala 1 : 10.000 ke 1 : 50.000) dengan cara generalisasi
Detail obyek pada skala 1 : 25.000 tidak dapat dikenali
pada skala 1 : 50.000 –à maka perlu penyederhanaan
Pembuatan peta skala 1 : 10.000 dari data skala 1 : 25.000
tidak merubah tingkat detail informasi skala 1 : 10.000, artinya
Informasi yang disampaikan tetap informasi skala 1 : 25.000
Contoh merubah skala peta
Masalah umum yang timbul dalam kartografi adalah apabila peta akan diubah skalanya. Pelaksanaannya akan mudah apabila kita selalu ingat akan:
- Arti atau maksud pada masing-masing skala
- Bahwa 1 mil = 63.360 inchi dan 1 inci = 2,54 cm
- 1 mil = 1,60934 km
- 1 km = 0,621 mil
- 1 kaki = 0,3048 m
Diketahui : Skala angka 1 : 100.000
Ditanyakan : ubah ke tipe skala lain
Jawab:
1 inci pada peta sesuai dengan 100.000 inci di lapangan atau sesuai
150.000
- ———– mil = 1,36 mil atau skala 1 inci : 3,36 mil( 1 inch to 1,36
Miles)
- 1 cm pada peta sesuai dengan 100.000 cm di lapangan atau sesuai dengan 1 km di lapangan.
- Skala grafiknya : 0 1 2 3 4 5 km
Contoh 2:
Diketahui skala graffik sepanjang 5 cm yang menunjukkan 10 mil
Ditanyakan rubah ke tipe skala yang lain.
Jawab:
- 5 cm pada peta sesuai dengan 10 mil di lapangan.
Skala inci disbanding milnya adalah 1 inci : 5 mil ( I inch to 5 miles)
- 1 inci pada peta sesuai dengan 5 mil di lapangan atau sesuai dengan
Skala angkanya adalah: 1 : 316.000
PENGGUNAAN PETA
Peta merupakan cermiman berbagai tipe informasi muka bumi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi spasial yang cukup baik. Namun demikian untuk dapat menggunakan peta dengan baik diperlukan tuntunan dalam pemakaiannya. Ada tiga tahapan dalam menggunakan peta, yaitu: 1) tahap pembacaan; 2) tahap analisis; dan 3) tahap interpretasi.
- Membaca Peta
Dengan demikian begitu melihat symbol di dalam peta, pengguna akan menjadi jelas mengenai makna ataupun bentuk unsure lingkungan apa yang tergambar dalam peta. Kesalahan yang sering terjadi adalah pengguna langsung berusaha menterjemahkan arti symbol-simbol tanpa mempelajari keterangan/legenda dan informasi tepi yang lain terlebih dahulu.
- 2. Analisis Peta
Untuk sistematika analisisnya perlu memperhatikan tiga hal, yaitu:
1 Analisis harus dikerjakan secara bertahap.
2 Mulailah dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus/detil.3 Lakukan analisis dari bentuk-bentuk yang paling diketahui (mudah) hingga bentuk-bentuk yang sulit atau belum diketahui.
Cara analisis peta dilakukan dengan memperhatikan pola garis kontur dan data geomorfologi, sehingga pendekatan utamanya adalah berdasarkan karakteristik geomorfologinya. Oleh karena itu, analisis dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Demikian pula dengan analisis citra dilakukan dengan memperhatikan unsur dasar pengenalan dan unsur dasar penafsiran dengan pendekatan utamanya adalah berdasarkan karakteristik geomorfologinya. Unsur dasar pengenalan meliputi bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona, tekstur, hubungan sekitar dan lokasi. Untuk unsur dasar penafsiran terdiri dari bentuklahan, pola pengaliran, tumbuhan penutup dan hasil budi daya manusia.
Dengan kata lain, analisis peta rupabumi atau citra adalah tindakan penyederhanaan fenomena-fenomena yang kompleks dari pola garis kontur, unsur dasar pengenalan dan penafsiran serta karakteristik geomorfologinya. Kemudian dilakukan pengelompokan untuk menyederhanakan atas dasar kesamaan-kesamaan perwatakan dari struktur geologi, proses geomorfologi dan kesan topografi. Analisis peta atau citra merupakan langkah awal dari evaluasi yang didasarkan pada identifikasi dan interpretasi pola garis kontur, unsur-unsur pengenalan dan penafsiran serta karakteristik geomorfologinya.
Perolehan data dari peta atau citra dapat dijadikan data dasar untuk analisis lanjutan yang evaluasinya dapat dilakukan secara manual maupun Sistem Informasi Geografi (SIG). Untuk analisis data yang telah diproses harus memperhatikan macam, banyak, sebaran dan validitas data.
- 3. Interpretasi Peta
Sehingga dapat dijelaskan bahwa interpretasi peta atau citra adalah:
- Berupaya melalui proses penalaran atau mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti penting obyek yang tergambar pada peta.
- Berupaya mengenali obyek yang tergambar pada peta dan menterjemahkan kedalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, pertanian, kehutanan, ekologi, hidrologi dll.
Langkah-Langkah Interpretasi Peta
Terdapat tiga rangkaian kegiatan utama dalam interpretasi, yaitu:
- Deteksi: bersifat global, yaitu pengamatan atas adanya suatu obyek misal sungai, bukit, lembah, gawir, dll.
- Identifikasi: bersifat agak terperinci, yaitu upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, misal gosong sungai, bukit terisolasi, lembah antiklin, gawir sesar, dll.
- Analisis: pengenalan akhir atau terperinci yaitu tahap pengumpulan keterangan lebih lanjut.
- Mulailah dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus/rinci
- Lakukan analisis dari bentuk-bentuk yang paling diketahui (mudah) hingga bentuk-bentuk yang sulit atau belum diketahui.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)