Pengertian
perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu
udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka
waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial).
Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut disebabkan
oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan
pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi perubahan yang
disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari
letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan
iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim
ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter
annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh
tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim
global. Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah
menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam
bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).
Proses Terjadinya Perubahan Iklim
Perubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim global sudah selalu
berubah-ubah. Jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang kini
lebih hangat, dahulunya merupakan wilayah yang tertutupi oleh es, dan
beberapa abad terakhir ini, suhu rata-rata telah naik turun secara
musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari, misalnya, atau
akibat letusan gunung berapi secara berkala. Namun, yang baru adalah
bahwa perubahan iklim yang ada saat ini dan yang akan datang dapat
disebabkan bukan hanya oleh peristiwa alam melainkan lebih karena
berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi kita
memberikan dampak yang serius terhadap iklim dunia, antara lain lewat
pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu, misalnya,
serta pembabatan hutan.
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan
oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB
yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90%
aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet
kita semakin panas.Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida
beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun
terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di
atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga
menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti
karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50
tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa
industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca,
tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan
penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer
bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.
Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang
peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan
bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang
terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20
persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui
jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
Dampak perubahan iklim terhadap pertanian
Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan
mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara
1-2o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya
frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak
negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di
daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim
kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis
air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan
perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada
tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun
1994 jumlah beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998).
Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah
waktu tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak
negatif kepada penyebaran dan reproduksi ikan.
Dampak perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut
Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga
akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh,
Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat pemanasan global pada tahun
2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota laut.
Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan
Timur, apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan
memusnahkan 98% terumbu karang. di Indonesia kita tak akan lagi
menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat sulit
memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena
pola iklim yang berubah.
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan
Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air
laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan
bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan
punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak
ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir
pantai. Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau,
serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air.
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan
ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis basah
diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah
subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak
10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan
akan semakin parah kondisinya.
Dampak perubahan iklim terhadap Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30% spesies tanaman dan hewan bila terjadi
kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5oC. Meningkatnya tingkat
keasaman laut karena bertambahnya Karbondioksida di atmosfer
diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut
seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung
pada organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis
flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis
seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di
Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
Dampak perubahan iklim pada Sektor Ekonomi
Semua dampak yang terjadi pada setiap sektor tersebut diatas
pastilah secara langsung akan memberikan dampak terhadap perekonomian
Indonesia akibat kerugian ekonomi yang harus ditanggung.
Dampak perubahan iklim pada pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan
berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang
akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah
menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka
air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan
meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun.Namun
Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar pada awal
Februari,2007,banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300
meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di antaranya rusak atau hanyut.Total
kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.
Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut
setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat
menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi
sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta – Kosambi, Penjaringan dan
Cilincing; dan tiga di Bekasi – Muaragembong, Babelan dan
Tarumajaya.Banyak wilayah lain di negeri ini juga akhir-akhir ini baru
dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di penghujung
tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang yang
kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di
Sinjai, Sulawesi Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah
merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk.
Selanjutnya masih pada tahun itu,banjir dan longsor yang melanda
Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda
dan barak-barak darurat.
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan
Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada
dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan
kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem
pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit
seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami
penuaan dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi
pencegahan yang efektif sangat dibutuhkan.
Frequensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin
rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
”Pemanasan global” juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis
seperti malaria dan demam berdarah. Penduduk dengan kapasitas
beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta
berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
berbagai serangga dan hewan. Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko
penularan penyakit tular vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan
malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. suhu
berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara
per minggu akan menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan
meningkat secara signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun
2005 meningkatkan angka “heat stroke” (serangan panas kuat) yang
mematikan, infeksi salmonela, dan “hay fever” (demam akibat alergi
rumput kering).
Izin copy
nice info,, but,
Blog mu bikin lelet aja,,, bikin blog tu yg simple aja napa,,
perubahan iklim begitu erat kaitannya dengan aktifitas manusia, semoga semua pihak dapat menyadari untuk segera meminimalisir dampak dari perubahan iklim di bumi kita tercinta ini.. mari kita jaga lingkungan untuk masa depan
tulisannya bagus, lengkap sekali tentang perubahan iklim dan dampaknya.. berkunjung ke blog kami jika berkenan
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)